Sunday, March 1, 2009

KETELADANAN PRIBADI RASULULLAH (1)

Oleh: Abdullah Gymanstiar

Mari kita simak lebih detail ketauladanan Rasulullah SAW untuk kita tekadkan menjadi bagian dari pribadi kita.

WAJAH
Ternyata, kekhasan beliau yang dapat kita tiru ialah wajahnya yang selalu cerah-ceria, jernih, lagi menyenangkan untuk dilihat siapapun.
Pandangannya yang terpelihara dari hal yang maksiat, dari yang bukan muhrimnya. Senyum yang tulus yang selalu terpancar di wajahnya bisa membuat siapapun merasa tenteram serta menularkan sebuah semangat hidup.
Ucapan salam serta tegur sapanya selalu mendahului orang lain yang akan menyalaminya. Beliau memang berusaha menjadi orang yang paling awal berbuat kebaikan.
Dalam hal ini beliau bersabda, "Jangan sekali-kali kamu remehkan kebaikan mesti berupa keceriaan wajah ketika bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
Untuk itu mari kita bertekad menjadi orang yang senantiasa berwajah ceria-ceria guna membahagiakan siapapun yang ada di sekitar kita. Jauhilah wajah bermuram durja, ketus, bengis, juga sombong, karena itu semua sama sekali tidak dicontohkan oleh wajah mulia Rasulullah SAW.

BERBICARA
Dalam berbicara, beliau sangat fasih, jelas, tidak bertele-tele. Beliau selalu memelihara diri dari perkataan sia-sia. Pembicaraannya selalu tepat situasi dan kondisi, sarat dengan makna dan hikmah, begitu teruntai dengan indah dan mengesankan. Setiap orang yang mendengarkan meraksakan kandungan manfaat yang mendalam dari setiap ucapannya karena setiap yang ia ucapkan selalu bersesuaian dengan tindakannya.
Beliau jarang menyuruh kecuali telah melakukannya, dan melarang apa-apa yang beliau jauhi. Untuk itu beliau bersabda, "Berkatalah benar atau diam" (HR. Muslim).
Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, marilah kita berjuang untuk sekuat tenaga menjaga lisan kita dari apapun yang tidak disukai Allah SWT serta berusaha untuk menghindarkannya dari perkataan yang sia-sia. Mari kita perbanyak bicara disertai dengan amal nyata daripada hanya omong belaka.

KETAWADU’ANNYA
Di dalam diri beliau tidak ada sedikitpun kesombongan. Bahkan pesona ketawadu’annya semakin mengokohkan kemuliaannya. Beliau sama sekali tidak menginginkan orang berdiri untuk menyambut kedatangannya sebagaimana yang dilakukan para pejabat atau raja-raja pada masanya.
Di masjid, beliau duduk di mana saja, tidak menginginkan tempat yang diistimewakan. Beliau membawa sendiri barang belanjaannya di pasar tanpa merasa sungkan atau malu. Beliau biasa menjenguk orang sakit dan duduk bersama orang miskin. Selalu memenuhi undangan meski seorang hamba sahaya yang mengundangnya, dan tidak suka membedakan diri dari para sahabatnya.
Siti ‘Aisyah, istri beliau, pernah berkata, "Rasulullah biasa menambal terompahnya, menjahit bajunya, melaksanakan pekerjaan dengan tangannya sendiri. Beliau sama dengan yang lain, mencuci pakaiannya sendiri, memereah air susu dombanya dan membereskan urusannya sendiri."
Kita sepakat bahwa sombong merupakan sifat dan perilaku yang hina dan kita harus lepas dari itu semua sekecil apapun. Oleh karena itu, mari berusaha sekuat tenaga untuk tidak meremehkan orang lain. Lakukan apa yang dianggap rendah oleh orang yang sombong, walaupun sebenarnya tidak remeh, bahkan sebaliknya, mungkin sarat dengan kebaikan dalam pandangan Allah SWT.

KEBERANIANNYA
Beliau adalah manusia yang sangat pemberani dan memiliki sikap patriot yang luar biasa plus kekuatan fisik yang dahsyat. Tak sulit untuk mengetahui keberadaannya di medan pertempuran. Beliau tak kenal takut menghadapi situasi sulit dan tak pernah gentar berhadapan dengan musuh-musuhnya.
Beliau merupakan sosok yang paling tegar, pantang mundur, dan tidak bergeming tatkala situasi sengit mengancam. Ali bin Abi Thalib sampai berkata, "Jika kami dikepung ketakutan dan bahaya, maka kami berlindung kepada Rasulullah SAW. Tak seorangpun yang lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau."
Oleh karena itu, mari kita tempa diri kita dengan aneka latihan yang dapat meningkatkan keterampilan dan kekuatan kita. Juga tak lupa kita kuatkan ilmu dan ibadah sehingga terbebas dari sifat pengecut yang hina dan nista. Jadilah pemberani untuk tampil menjadi pejuang kebenaran di garis paling depan.
(Bersambung)

0 comments: